Headlines News :
Home » , » Puasa Anti Nifaq

Puasa Anti Nifaq

Written By Unknown on Selasa, 24 Desember 2013 | 01.05

Oleh Yulizal Yunus

            Puasa dalam fungsi sosialnya dapat membuat pelakunya imun terhadap serangan penyakit hati. Di antara penyakit hati itu ialah penyakit nifaq (kemunafikan). Cirinya umumnya adalah sikap suka merugikan orang lain seperi berkhianat, mungkir janji dan dusta. Karena itu kalau mau puasa juga jangan berprilaku merugikan orang lain. Tidakkah ada hadis nabi saw. riwayat Ibnu Abbas r.a., “berbuka sajalah kalau juga melakukan lima prilaku yang merugikan orang yakni (1) al-kazib (dusta), (2) al-ghibah (gosip/ gunjing), (3) al-namimah (menghasud/ mengadu domba), (4) al-yamin al-kazibah (kesaksian palsu) dan (5) al-nazrah bi syahwah (penglihatan penuh syahwat).

Apa resep puasa yang mempunyai kekuatan sebagai penyembuh penyakit hati. Setidak-tidaknya puasa yang memenuhi persyaratan wajib di antaranya beriman, berakal dan kuat tidak saja secara pisik tetapi juga kuat terhadap segala hal yang dapat merusak iman dan akal,sehatnya. Agaknya itu di antara rahasisa Allah swt. yang hanya mengajak orang beriman saja untuk berpuasa sebagai sebuah proses peningkatan derjat ketaqwaan manusia beriman  (QS. Al-Baqarah 2:183). Nabi saw pun memberikan jaminan bahwa puasa itu berfungsi tidak saja imun dari penyakit hati seperti tidak mau merugikan orang lain, bahkan membuat dirinya bersih, asal komitmen imannya jelas di samping ihtisab (tulis ikhlas/ sabar). Katanya “siapa  yang  puasa  dan menegakkan   malamnya  (tarwih-witir  dan  amalan  lain)   dengan penuh keimanan dan "ihtisab"  (sabar/ ikhlas/  penuh perhitungan), diampunkan dosanya yang telah lalu, bersih  seperti sediakala ia dilahirkan ibunya”.

Artinya puasa  yang memenuhi persyaratan iman dan ihtisab (tulus ikhlas) akan berfungsi imunisasi dari terinfeksi penyakit hati. Hatinya bersih. Asal tahu saja --yang sering nifaq (punya sifat bohong, ingkar janji,  khianat terhadap kepercayaan yang diberikan)-- penyakit  hatinya, kalau tidak mendapat penyembuhan akan kronis, karena Allah akan melakukan zadahu (menambahnya, QS. Al-Baqarah 2:10). Kalau sudah kronis, penyakit hatinya semakin kentara menjadi "al-akhlaq al-madzmumah" (laku jelek). Tidak saja suka membuat  gosip/  gunjing/  fitnah,   penghasut, dengki/  tak  suka orang sukses, tak mau mebantu orang susah (korban berbagai bencana), sombong/  ongas  raya,  pemarah/ cepat tersinggung dll. Apalagi kalau kepentingannya terganggu atau  kepala  ladangnya terpangkas dsb., ia serta merta suka "lahw al-hadits" (kata/  lagu  yang tidak bermakna), ucapan/ dan kata-katanya kasar serta kehilangan kearifan bahkan menyakitkan.

  Contoh kasus orang yang terserang penyakit hati dalam bentuk laku  jelek  itu, ada dialog seseorang sahabat dengan  Nabi  saw. (Dalam  Kitab  Riyadhat Al-Nafsi, Tahzib Al-Akhlaq  wa  Mu'alajat Amradh   al-Qalbi/  Melatih  Jiwa,  Mendidik  Budi  Pekerti   dan Pengobatan  Penyakit Hati, karangan Syeikh Jamaluddin  Al-Qasimi, 1342:4) Sbb.:

-  "Fulanah"  (si wanita itu) ya Rasulullah,  ia  rajin  "shiyam" (puasa)  siang,  rajin "qiyam" (tarwih, witir dan amal  lain)  di waktu malam, tapi --lakunya jelek-- tuturnya selalu membuat sakit tetangganya (sebelah rumah atau sebelah kamar mitra kerja -pen)?.

+   Jawab  Rasul,  --kalau  demikian  lakunya--  tidak  ada  arti kebaikan  puasa  dan ibadah malamnya itu dan  ia  pantas  menjadi penghuni neraka!.

- Ditanya lagi, mana orang beriman yang terbaik ya Rasul?

+  Jawab  Rasul,  yang kualitas imannya baik  ialah  mereka  yang budinya baik!.

+ Kata Rasul juga, kamu tidak mungkin bisa memuaskan orang dengan memberi  materi,  karena  itu  perlihatkanlah  wajah  yang  manis simpatik kepada orang dan tingkah laku yang terpuji.

   Ternyata,  tingkah  laku  terpuji  yang  dimiliki  seseorang menentukan bahwa dia punya kualitas iman yang baik pula. Kualitas iman  yang baik menentukan puasanya diterima atau tidak.  Tingkah laku  yang  tidak terpuji, meskipun ia rajin  puasa,  berarti  ia sudah  terinfeksi  penyakit  hati  dalam  bentuk  "al-akhlaq  al-khabisah"  (laku menjijikan). Obatnya adalah puasa  dengan  penuh iman  (imanan) dan ikhlas (ihtisaban), adalah  puasa  benar-benar karena  Allah, terhindar dari laku buruk, tidak berlebihan  makan minum  di  waktu malam, tidak penidur di  waktu  kenyang.   Puasa kualitas itu berarti "menzakat badan", menyembuhkan penyakit hati dan mencerdaskan pikiran.
    
Puasa  yang benar dengan hati yang bersih. Orang yang  punya nurani bersih beruntung. Tidakkah Allah swt. (QS. Al-Syamsu 91:9) katakan:   "qad  aflaha  man  zakkaha"  (beruntung   orang   yang mensucikan)  dan rugi yang mengotorinya. Semoga kita semua  orang yang puasa termasuk kualitas demikianCYulizal Yunus
    
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Yuyu Center - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger