Muhammad Kosim ujian promosi doktor di PPs IAIN Imam Bonjol disertasi Gagasan Syekh Sulaiman Al-Rasuli tentang Pendidikan Islam dan Penerapannya pada MTI di Sumbar, Sabtu, 13 Desember 2013.
"Inyiak Canduang itu bagai moto semen Padang," ujar Prof Duski Samad, ketika sidang promotor doktor Muhammad Qosim.
Duski Samad memberikan apresiasi atas kerjakeras Qosim, guru MTsN Durian Tarung.
Prof Asnawir di sidang promotor doktor ini lebih menitikberatkan pembahasan pada esensi dari pengangkatan Iniak Canduang sebagai disertasi Qosim.
"Kelebihan dari sistem pendidikan Iniak Canduang ini tetap menjadikan kebudayaan lokal sebagai penggandeng. Sistem pendidikan rohaniah yang menjadikan pendidikan pendidikan berkarakter," ujar Qosim.
Penguji utama yang menguji Qosim, Prof Azyumardi Azra, lelaki kelahiran Lubuk Alung yang mengabdi di UIN Syarif Hidayatullah. Dia memandang ada sesuatu yang baru dalam hasil penelitian Qosim. "Perlu diklarifikasikan, Inyiak Canduang pembaharu di bidang sistem, tetapi bukan di bidang pemikiran," ujar guru besar UIN Syarif Hidayatullah.
Pengaji lainnya yang ikut menguji Prof Zulmuqim dan Prof Ramayulis. "Salup buat Qosim. Qosim mau kembali turun ke lapangan setelah diminta meneliti ulang kembali karena kekurangan bahan," ujar Guru Besar Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang.
Prof. Makmur Syarif, rektor IAIN Imam Bonjol Padang, selaku pemimpin sidang, menyampaikan hasil keputusan bahwa Qosim berhak menyandang gelar Doktor dengan IPK 3.72. Qosim menyelesaikan S3 selama 5 tahun. Kini Qosim telah menyandang gelar Doktor.**(Alizar Tanjung)
Muhammad Qosim Berhak Sandang Doktor
Written By Unknown on Jumat, 13 Desember 2013 | 08.56
Label:
Berita
Posting Komentar