Headlines News :
Home » » Yang Gaek Mencontreng Tanpa Gambar

Yang Gaek Mencontreng Tanpa Gambar

Written By Unknown on Minggu, 25 Mei 2014 | 19.11

/Yulizal Yunus

Pemilihan Umum Calon Legislatif (Pemilu Caleg) 2014 ini “kabua gambar”. Bukan kabur lagi, memangnya tanpa gambar, pertengkaran nakal si K.Acang dan si Miang. “Betul tuh K.Acang, betul”, tukas si Uyiah. “Kalian ya, benar-benar kacang miang semuanya. Angin berhembus bukannya sejuk, justru menabur miang. Gatal kami semua mendengar kalian”, timpali gaek si Nt.Gatah, disambut ketawa geli orang-orang di kiri kanannya.
Kalau begitu, bagaimana yang “gaek-gaek” itu mencontreng pilihannya?, ungkit si Miang lagi.
“Kan sudah dijelaskan tim sukses dan caleg. Cari di surat suara tingkat kabupaten/ kota, provinsi atau pusat, partainya dan nomor calegnya, lalu contreng nomornya itu”, jelas K.Acang.
“Itu betul. Bagi yang matanya terang. Yang hatinya terang manangkok penjelasan. Yang muda-muda. Yang tidak buta huruf. Kalau yang gaek-gaek bagaimana?”.
“Kan sekarang, tidak ada lagi yang buta huruf”
Jangankan yang buta huruf, buta fungsional saja banyak, sergah Miang.
“Ei... K.Acang. Negeri kita belum bebas tuh buta huruf. Bahkan buta warna saja banyak. Apalagi buta fungsional”.
“Apa itu buta fungsional ?”, tanya K.Acang
“Alaaah itu, pula yang kau tanya. Yang jelas buta fungsional itu, di tengah kecanggihan teknologi informasi ini, ia kehilangan pangana juga tu, bingung dan telmi”.
“Bahasa kau Miang, sudah tinggi pula nih. O ya, yang tak memilih, alias golput itu, buta fungsional juga apa tidak, Miang”.
Up to you lah– sekehendak hati kamulah K.Acang”, sergah Miang.
“Yang saya pikirkan, yang gaek-gaek tadi. Mato lah kabur plus membaca tak bisa. Siapa yang mau dia pilih atau dicontrengnya. Sepertinya pemerintah ini tak serius mengurus pemilu, berarti juga tak mengurus negara. KPU seperti sia-sia mengurus pemilu. Akibat laporan ABS. Dilapor penduduk sudah 100 bebas buta huruf. Ternyata masih banyak tak bisa membaca. Gambar saja belum tentu bisa membedakannya di antara caleg. Sebab rupo beda dengan baliho. Banyak, rancak baliho dari rupo, kata kawan FR pewarta senior itu. Sadang ada gambar saja sudah kabur, apalagi tak ada gambar.
Si Miang itu masih mete-mete. Pemilu kini hanya mengandalkan angka. Coba, nanti kejadian, yang gaek-gaek datang ke TPS. Ia dibimbing cucu. Ia berkata, mata saya tidak nampak. Tolong pandu saya, katanya kepada Hansip anggota TPS. Oke-lah kalau dipandu kepada yang benar, membela yang benar, memilih yang benar. Kalau tidak? Lalu dipandu kepada yang menguntungkan jagonya. Saat kini banyak pengkhianat. Gimana rasa hatinya si K.Acang?”.
“Kan ada saksi di kalangan kita”.
“Iya-lah kalau ada. Andaikan tidak ada di kalang awak, apa jadinya?”.
“Kalau tak tahu, ya gimana lagi”
“Tentu asal pilih, gimana kualitas pemilu?”.
Kalau begitu ya, kabur gambar itu.
Bukan kabur lagi memang tak ada gambar, kata si Miang cuek dan lari memelas.
Koto Tuo, 9 April 2014
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Yuyu Center - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger