Padang Ekspres • Rabu, 26/06/2013 12:35 WIB • Redaksi • 306 klik
Painan, Padek—Agar persamaan persepsi sejarah masuknya Muhammadiyah ke Kabupaten Pesisir selatan (Pessel) tidak simpang siur, sehingga organisasi besar itu sengaja mengangkatnya ke dalam sebuah seminar yang akan digelar Rabu (26/6).
Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pessel, Zamzainir pada jumpa pers yang digelar Senin (24/6) bertempat sekretariat Muhammadiayah Pessel jalan H Ilyas Yakub Painan mengatakan bahwa pihaknya sengaja mengangkat siminar yang mengupas sejarah masuknya Muhammadiayah ke daerah itu.
“Pada seminar dengan peserta mencapai 500 orang selama dua hari mulai tanggal 26-27 Juni nanti. Muhammadiayah akan mengupas sejarah masuknya Muhammadiyah ke Pessel serta sejarah perkembangan amal usaha Muhammadiyah dari awal masuk sampai sekarang. Topik itu sengaja diangkat agar persamaan persepsi tercapai di tubuh Muhammadiyah di daerah ini,” jelasnya yang juga didampingi sekretaris Yuspardison serta pengurus lainya.
Diterangkanya bahwa ada dua narasumbar yang akan dihadirkan untuk mengupas dua sejarah itu nanti, diantaranta Drs H RB Khatib Pahlawan Kayo, dan Drs H Abdurrahman S Chan. Sedangkan penaggapnya didatangkan pula tokoh budayawan Sumbar Yulizal Yunus, M. Si.
“Selama dua hari kegiatan itu, akan ada dua agenda penting lainya yang juga akan digelar. Dua agenda penting selainya itu adalah pelatihan manajemen dan administrasi Muhammadiyah serta Musyawarah pimpinan daerah (Muspimda) Muhammadiyah dan Aisyiyah se Pessel.
Diharapkan pelatihan manajemen dan atministrasi muhammadiyah yang bertempat di gedung KPRI pada hari ke duanya, dapat dihadiri secara penuh oleh 4 orang utusan yang berasal dari 16 cabang yang ada, termasuk juga pengurus di tingkat daerah.
“Pembukaan seminar itu nanti, akan dilakukan langsung oleh pimpinan wilayah Muhammadiyah Sumbar, Darlis Ilyas, termasuk juga pengurus,” lainya.
Lebih jauh dijelaskan bahwa pada Musyawarah pimpinan muhammadiyah itu nanti ada empat persoalan yang akan dijadikan sebagai pembahasan dan evaluasi.
“Empat persoalan itu diantaranya sejauh mana pelaksanaan program Muscab pada 16 cabang yang ada, evaluasi pengajian daerah yang dipergilirkan di setiap cabang, pelaksanaan forum Mubaligh serta amal-amal usaha yang sudah dilakukan,” tutupnya. (yon)
Posting Komentar