Headlines News :
Home » , » Anak Kecil Disuruh Menahan Diri

Anak Kecil Disuruh Menahan Diri

Written By Unknown on Kamis, 31 Oktober 2013 | 06.58

Oleh Yulizal Yunus


Terbit di Singgalang, 2 Agustus 2013
 
Sesuatu yang benar
meski dari anak kecil
boleh didengar dan jadi pelajaran orang dewasa.
Anak kecil disuruh shiyam (menahan diri). Pernah Nabi Muhammad SAW mengirim utusannya ke kampung Anshar di Medinah.

Mereka di Hari Asyura itu ditugasi mengumumkan: Siapa yang puasa di pagi ini maka teruskan puasanya, tapi siapa yang berbuka pagi ini, maka teruskan sisa harinya.

Lalu mereka menyuruh anak-anak kecil shiyam. Mereka ke masjid, membuatkan anak-anak
mainan dari kapas. Dalam bermain jika ada anak baka (menangis), dikasih (makan), hingga waktu berbuka datang (dari Sumber Hadis Bukhari Muslim).

Dalam kaitan latihan anak menahan diri, Imam Bukhari menceritakan kekesalan Umar pada suatu kali, ketika ia melihat orang yang mabuk-mabukan di bulan Ramadhan.

“Celaka mereka, kenapa mabuk-mabukan, sementara anak-anak kecil kita pun mampu shiyam (berpuasa, menahan diri).”

Sesungguhnya Ramadhan momentum melatih anak berkarakter mampu menahan diri, dimulai dengan puasa semampunya. Justru Ramadhan itu salah satu namanya adalah syahru l-tarbiyah (bulan pendidikan).

Melatih anak di bulan Ramadhan tidak saja melaksanakan puasa, tetapi banyak event yang dapat dijadikan masa berlatih menahan diri dari cara makan minum anak-anak tanpa mengenal waktu, melatih diri menahan bermain untuk menunaikan shalat lima waktu, dan malamnya untuk tarawih, serta menahan diri untuk tidak meribut dalam masjid.

Anak usia sekolah di waktu malam, diltaih mendengarkan ceramah Ramadhan dengan membuat catatan singkat isi ceramah dilegalisasi penceramahnya malam itu.

Siangnya sambil berpuasa dapat dilatih belajar singkat dalam pesantren kilat Ramadhan tentang agama dan adat serta melatih berkarakter sesuai dengan nilai ajaran agama dan adat yang diperoleh dsb.]

Ternyata dari berberapa daerah mulai dari Padang pendidikan anak usia sekolah pada Pesantren Ramadhan, amat bermanfaat.
 
Pantas kita berikan cap jempol kepada Walikota Fauzi Bahar berserta walikota dan bupati lainnya yang sukses. Pendidikan ini berbentuk pendidikan nonformal pendidikan luar sekolah.
 
Hanya saja dimungkinkan pelaksanaannya masih perlu peningkatan kualitas penerapan ajaran secara terpadu antara ranah kognitif (penguasaan pengetahuan) dengan ranah apektif dan psikomotorik (kearah pembentukan prilaku anak dan keterampilan anak mengamalkan ajaran agama dan adat).
 
Praktiknya, ketika anak-anak diajar akhlak suka menolong, lalu menjadi karakter pribadi suka menolong, temannya yang membutuhkan bantuan.
 
Pengaruhnya sudah ada pada sebagian anak-anak, berarti mereka sudah mulai punya kepribadian menahan diri kandungan makna dari shiyam.
 
Ketika anak dapat memelihara diri, sebenarnya juga pelajaran bagi orang dewasa yang lemah karakter menahan diri, bahkan pelajaran bagi orang dewasa yang tidak berpuasa di bulan Ramadhan.
 
Sebenarnya tidak ada alas an tidak berpuasa. Anak kecil saja mampu, kenapa orang dewasa tidak. Yang dewasa dan sehat tapi tidak puasa di bulan Ramadhan, Umar bin Khathab tadinya menyebut wail (celaka), dan mungkin asha (durhaka). Karenanya mari kita berpuasa dan menahan diri dengan baik. (*)
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Yuyu Center - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger