Headlines News :
Home » , » 300 Pakar Arab dan Pariwisata Sumbar

300 Pakar Arab dan Pariwisata Sumbar

Written By Unknown on Kamis, 31 Oktober 2013 | 10.53

Oleh Yulizal Yunus
Dosen Sastra Arab IAIN IB, Tim Perumusan RIP Pariwisata Sumbar
Padang Ekspres • Jumat, 23/08/2013

Menarik merespons kunjungan ilmiah ratusan pakar Arab, minggu terakhir Agustus 2013 ini, di­man­faatkan untuk promosi pa­riwisata Sumbar berbasis ABS-SBK (Adat Basandi Sya­rak, Syarak Basandi Ki­ta­bullah). Justru ini momentum tepat karena ja­rang sekali atau tak ban­yak wisatawan Arab datang ke Sum­bar.

Kunjungan pakar Arab tahun ini ke Sum­bar lebih separuh dari 300 orang, datang dari 18 negari di Timur Tengah termasuk dari Eropa dan negara-negara ASEAN, adalah dalam rangka kunjungan dan temu ilmiah bertajuk “International Conference” di Padang 27-31 Agustus 2013. Mereka adalah para guru (dosen/profesor) bahasa dan sastra Arab se-dunia, tergabung dalam IMLA (Ittihad al-Mudarrisiy al-Lughat al-Arabiyah ­/Persatuan Guru Bahasa Arab).

Sebenarnya, guru-guru ba­hasa dan sastra Arab yang ter­gabung dalam IMLA itu, sudah mempunyai agenda ta­hunan PINBA (Pertemuan Il­miah In­ter­nasional Bahasa Ara­b). Tahun 2013 adalah PIN­BA ke-8, pen­yelen­g­garaannya diper­cayakan kepada IAIN Imam Bonjol se­bagai tuan rumah.

Prof Dr Masnal Zajuli, ketua umum panitia International Conference, menyebutkan, dari 300 peserta direncanakan, dari luar negeri terutama Timur Tengah, ASEAN dan Eropa sudah mendaftar lebih dari separuh dari 18 negara. Di an­taranya Irak, Arab Saudi, Mesir, Yordania, Palestina, Yaman, Jerman, Nigeria, Malaysia, Fil­ipina, Brunei dan lainnya.

Para peserta “International Conference” ini sudah sampai di Padang, 27 Agustus. Saat itu mo­mentum dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan Sum­bar dalam acara malam taaruf, welcome dinner dan pem­bu­kaan International Conference sekaligus pelantikan pengurus IMLA Cabang Sumbar oleh IMLA pusat, sengaja diadakan di aula Gubernuran Sumbar, Jalan Jenderal Sudirman Padang. Sebelum International Conference dibuka Menteri Agama dan keynote speakers Menteri Pen­didikan dan Kebudayaan, Gu­bernur Sumbar Irwan Prayitno punya kesempatan me­ma­par­kan dan memperkenalkan po­tensi Sumbar, termasuk po­tensi wisata.

Padang pun mendapat ke­sem­patan besoknya, 28 Agustus, di Palanta Rumah Dinas Wali Kota Padang, untuk mem­per­kenalkan potensi Padang ter­masuk potensi pariwisata dan kawasan spesifik, seperti city tour kawasan Pantai Padang, kuliner keripik balado Mahkota, jembatan Siti Nurbaya, kota tua, Teluk Bayur, Unand, Bypass, PT Semen Padang dan lainnya.

Tak cukup di Padang, Bu­kit­tinggi pun mendapat kunjungan para wisatawan ilmu dari 18 negara, terutama Timur Tengah dan Eropa serta ASEAN ini, dengan objek daerah tujuan wisata (DTW) spesifik sebagai wisata ilmu, budaya dan alam. Dibidik kawasan MTI Candung sebagai pusat wisata ilmu, serta city tour lainnya di Bukittinggi seperti kawasan wisata alam Ngarai Sianok, Lobang Jepang, Jam Gadang, dan wisata budaya, shooping, sampai kembali ke Padang lewat Danau Maninjau menuruni Kelok 44 sering dise­but pengunjung Arab sebagai ka­wasan unik. Sumbar mem­pun­yai potensi wisata luar biasa baik budaya lokal dan adat mas­yarakatnya berfilosofi ABS-SBK, maupun wisata ilmu, sejarah, dan alam. Namun ken­dalanya, masih saja ada persepsi ketika menyebut wisata, terkesan mak­siat. Se­pertinya parawisata be­lum di­pahami secara luas se­luruh unsur masyarakat. Pa­dahal dalam Islam, perjalanan wisata itu disuruh dan dian­jur­kan karena punya benefit (man­faat) besar.

Dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW banyak dise­but manfaat perjalanan wisata, di antaranya ada lima manfaat perjalanan wisata itu: (1) ta­farruj al-hammi (refreshing), (2) iktisab ma’isyah (bisnis), (3) al-’ulum (kepentingan ilmu), (4) al-adab (kebudayaan/pera­daban), dan (5) shuhbat al-majid (mendapatkan teman yang baik/mitra seimbang). Karenanya, perjalanan wisata dianjurkan (safiruu–kamu laku­kanlah perjalanan wisata), dan dinyatakan sebagai sehat (safiru tashihhu/berjalanlah–berwisata agar sehat).

Islam juga menganjurkan DTW-nya sehat dan berkunjung (tamu) dipandang sebagai orang bertuhan, suka berbuat baik (muhsin) dipandu dalam tata krama nilai Islami damai seperti tergambar dalam QS Al-Baqarah 2:58), yakni (1) masuk secara prosedural (al-baaba) tidak boleh lewat preman dan lewat pintu belakang, (2) pengunjung mematuhi tata krama yang ada (sujjada), dan tak melanggar sopan santun, (3) pengunjung mencicipi kuliner (ma’kulat) setempat yang disukainya dan tak boleh meminta minuman dan makanan macam-macam tak lazim di daerah itu, dan (4) berbudi baik dan babaso indah (khiththah) dengan mendoakan orang-orang di DTW itu ter­bebas dari segala bentuk ke­sa­lahan. Sesungguhnya, nilai is­lami ini diamalkan dalam adat Minang seperti dinyatakan da­lam komitmen Syara’ Ma­nga­to–Adat Mamakai.

Kespesifikan Sumbar ini sebenarnya menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung, apalagi dari Timur Tengah. Momen langka ini semestinya tak dibiarkan lewat begitu saja. Tetapi, sedianya dimanfaatkan dan diisi dengan informasi po­tensi daerah, mem­pro­mosikan dan memperlihatkan segala aspek wisata Sumbar kepada parta tamu. Biar nanti se­kem­balinya para tetamu ini ke negara masing-masing, mereka dapat menyampaikan informasi kepa­da Kedubes dan warganya, bah­wa Sumbar merupakan DT­W terbaik bagi Timur Tengah dan patut dikunjungi. (*)
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Yuyu Center - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger