I. Pendahuluan
Di berbagai negara pendidikan karakter telah menjadi prolinik.
Pandangan pro dan kontra mewarnai diskursus pendidikan karakter sejak
lama. Sejatinya, pendidikan karakter merupakan bagian esensial yang
menjadi tugas lembaga pendidikan, tetapi selama ini kurang perhatian.
Akibat minimnya perhatian terhadap pendidikan karakter dalam lembaga
pendidikan menyebabkan berkembangnya berbagai patologi sosial di tengah
masyarakat. Seyogiannya, lembaga pendidikan
tidak hanya berkewajiban meningkatkan mutu akademis, tetapi juga
bertanggung jawab dalam membentuk karakter peserta didik. Mutu akademis
dan pembentukan karakter yang baik merupakan dua misi intergral yang
harus mendapat perhatian lembaga pendidikan. Namun, tuntutan ekonomi dan
politik pendidikan menyebabkan penekanan pada pencapaian akademis
mengalahkan idealitas peran lembaga pendidikan dalam pembentukan
karakter.
Walaupun di berbagai negara pendidikan karakter menjadi polemik namun
pendidikan Islam sejak awal, Consern melaksanakan pendidikan karakter
bahkan misi utama Rasulullah SAW sebagai pendidik agung adalah
pendidikan karakter, yang dalam Islam disebut dengan akhlak.
Sabda Rasulullah SAW :
Artinya : “Aku di utus (oleh Allah SWT) untuk menyempurnakan dan mewujudkan akhlak mulia” (H.R. Bukhari dan muslim).
Sebagaimana kita ketahui bahwa Islam sebagai agama memuat seperangkat
nilai yang menjadi acuan pemeluknya dalam berprilaku. Aktualisasi nilai
yang benar dalam bentuk perilaku akan berimplikasi pada kehidupan yang
positif di akhirat berupa pahala dan surga, sedangkan praktik nilai yang
salah akan berimplikasi pada keluarga yang negatif, di akhirat berupa
dosa dan neraka dan didunia kehidupan yang sengsara. Keseluruhannya
telah termaktub di dalam al- Qur‟an dan al-Sunnah, meskipun cakupnanya
bersifat umum dan tidak sampai membahas masalah-masalah teknik
operasional secara mendetail.
Ciri utama nilai Islam adalah : (1) Bersifat dokriner yang diturunkan
dari Allah SWT, meskipun dalam penafsiran doktrin itu masih terbuka
lebar pintu ijtihad, yang berguna untuk membumikan dan menjabarkan
ajaran-Nya dan (2) Kebenarannya bersifat mutlak dan tidak boleh dibantah
dengan logika apapun. Meskipun penentuan aspek-aspek kemutlakan itu
masih terdapat peluang ijtihad.
Keberartian Islam bagi umatnya tidak terbatas pada aspek-aspek credo dan
ritus, tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan manusia (a total way of
life). Anjuran ber-Islam secara kaffah (conprehensive), dalam seluruh
aspek kehidupan seperti yang dijelaskan dalam al-Qur‟an.
Firman Allah SWT :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah
syaitan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. (Q.S. 2 :208).
Pendidikan Islam sebagai salah satu aspek kehidupan manusia banyak
membahas manusia dalam segala dimensinya baik dimensi jasmani maupun
dimensi rohaninya karena adalam pendidikan Islam manusia (peserta didik)
berfungsi sebagai objek maupun sebagai subjek. Keberhasilan pendidikan
Islam ditandai dengan terjadinya perubahan terutama perubahan karakter
peserta didik.
Makalah ini akan menfakuskan pembahasan pada “Dasar-dasar Pendidikan
Karakter dan Perkembangannya dalam sejarah Pendidikan Islam”.
II. Pengertian Karakter dan Pendidikan Karakter
1. Pengertian Karakter
Di dalam Ensiklopedi Indonesia dinyatakan bahwa karakter / watak
adalah keseluruhan aspek perasaan dan kemauan menampak ke luar sebagai
kebiasaan, pada cara bereaksi terhadap dunia luar, dan pada ideal-ideal
yang diidam-idamkannya.
Karakter seseorang berdasarkan insting, bakat, kemauan dan bakat
perasaan orang yang bersangkutan. Bagimana akhirnya karakter terbentuk
tergantung pada pengalaman. 1
Posting Komentar